Review Film Wedding Agreement


Wedding Agreement

Kali ini review Film Wedding Agreement seru juga yah karena kebetulan artis perempuannya di tahun 2021 sedang mengalami konflik dengan orang tuanya terkait restu pernikahan. Nah di filmnya ini Indah Permatasari justru menikah karena didorong oleh orang tuanya.
 
Wanita mana sih yang enggak seneng nonton drama atau film-film yang bernuasa cinta, romantisme dan segala sesuatu yang berbau kebaperan. Hehehe. Walau aku suka dengan genre action dan horor seperti zombie, tapi kadang penasaran juga dengan genre drama percintaan.

Karena penasaran pula yang membawa aku pada salah satu film Indonesia yang berjudul Wedding Agreement. Pilihan menonton ini random aja sih karena selama ini aku jarang menonton film dengan tema romantis.

Pertama kali membaca judul filmnya aku kira film ini berasal dari luar negeri. Bayangkan judulnya saja "Wedding Agreement" atau dalam bahasa Indonesianya berarti perjanjian di dalam pernikahan. 

Dalam bayanganku film ini pasti bergenre drama percintaan. Ternyata dugaanku tak meleset. Yang meleset hanya asal film ini. Ternyata para sineas Indonesia mampu menghasilkan film yang menurutku cukup berhasillah menggugah kebaperanku akan drama percintaan pasutri yang dijodohkan. Seperti zaman Siti Nurbaya saja ya !

Pertama-tama aku ingin menceritakan sedikit pembuka dalam film ini. Film ini diperankan oleh dua tokoh utama yaitu Indah Permatasari dan Refal Hady. Indah yang memerankan tokoh Tari yaitu seorang womanpreneur yang terbilang sukses dan juga cantik. Tari sering mengisi acara seminar kewirausahaan di beberapa tempat dan kampus. Dengan penampilannya yang Islami yaitu menggunakan hijab membuat Tari terlihat anggun.

Pernikahan Terjadi Karena Perjodohan

Refal Hady yang memerankan tokoh Bian dimana akan menjadi suami Tari dalam film ini digambarkan sebagai lelaki mapan dan sukses. Bian berprofesi sebagai Insinyur dan terlibat dalam beberapa proyek besar. Namun Bian bukanlah pria yang taat dalam menjalankan ibadah, terbukti pada suatu adegan ⁸dimana kumandang azan Dzuhur terdengar dan ada anak buahnya yang izin menunaikan sholat, tapi Bian menyuruhnya untuk menunda sholat barang sejenak.

Bian dan Tari dijodohkam oleh orangtua masing-masing. Karena Tari adalah muslimah yang taat pada orang tua maka Tari menjalani pernikahan dengan penuh keikhlasan. Berbeda dengan Bian yang ternyata sudah punya kekasih, yang bernama Sarah. Bian tidak mencintai Tari dan ingin mengakhiri pernikahan yang penuh keterpaksaan itu. 

Akhirnya Bian menyodorkan selembar surat perjanjian kepada Tari dimana ada beberapa hal yang harus dipatuhi Tari, antara lain mereka tidur di kamar yang terpisah dan pernikahan mereka hanya berlangsung satu tahun setelah itu mereka bercerai. Sebenarnya Tari tidak menginginkan perjanjian itu, namun karena dipaksa oleh Bian akhirnya dia bersedia.

Peristiwa demi peristiwa berlangsung dalam kehidupan pernikahan mereka. Bibit-bibit cinta pun mulai tumbuh dalam hati Bian. Namun karena Bian masih punya janji untuk menikahi Sarah kekasihnya, sehingga kedekatan antara Tari dan Bian serasa ada batu penghalang. Belum lagi sepupu Bian yang sepertinya menyukai Tari dan selalu datang di setiap seminar yang diisi Tari.
 
Seperti biasa, dalam setiap film yang aku tonton selalu akan kutarik hikmah agar tidak sia-sia dalam menontonnya. Film Wedding Agreement memiliki pesan moral antara lain:
  • Dengan siapapun kalian menikah dan melalui proses yang seperti apa, sebaiknya tinggalkan masa lalu masing-masing.
Bian yang masih memiliki kekasih dalam pernikahannya dengan Tari selalu ada ganjalan yang disebabkan oleh kehadiran kekasih Bian. Tentu hal ini akan mengurangi kesakralan sebuah pernikahan.

Jangan bermain-main dengan pernikahan ya gaes meskipun itu dijodohkan dan kalian tidak saling menyukai. Jika memang terjadi di dunia nyata, alangkah baiknya dibicarakan dengan orang tua masing-masing. Jangan karena harta maka seseorang melakukan pernikahan tanpa ada niat yang tulus.
  • Orang tua walau memiliki niat baik dalam mengantarkan anak ke gerbang pernikahan, ada baiknya juga harus bertanya akan kesiapan anak ketika hendak menikah dengan calon yang bahkan belum dikenalnya.
Di zaman sekarang rasanya perjodohan sudah bukan hal yang wajar lagi mengingat sudah semakin berkembangnya pergaulan dan teknologi yang memungkinkan laki-laki dan perempuan saling mengenal satu sama lain. Tetapi walaupun begitu andai perjodohan masih ada seperti di Film Wedding Agreement hendaknya menanyakan kesiapan anak dari kedua belah pihak apakah berkenan jika hendak dijodohkan. Hal ini menghindari terjadinya perceraian di kemudian hari dengan alasan yang tidak logis yaitu karena dijodohkan.
  • Jangan menyakiti hati pasangan jika dia memang benar tulus mencintai kita
Dalam film Wedding Agreement nampak bahwa Tari kelihatan mencintai Bian dan ingin menjadi istri yang solehah. Namun tidak demikian dengan Bian. Jika memang adegan dalam film Wedding Agreement ini nyata maka sebaiknya suami atau istri yang tidak mencintai pasangan hendaknya berterus terang saja ketimbang hati pasangan tersakiti.

Jangan hanya karena status lantas kita tega menyakiti pasangan dalam pernikahan. Sungguh dalam agama manapun hal tersebut tidak diperbolehkan bukan?

Bagaimanakah akhir kisah pernikahan antara Bian dan Tari ? Yuk kita berbaper ria nonton film Wedding Agreement. Walau sudah pernah tayang di 2019 lalu tapi masih menarik juga untuk ditonton loh. Nontonnya pasti lebih seru jika bersama  teman, keluarga atau pasangan halalmu tentunya yah.

Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Selamat Datang di Blog Saya. Jika ingin melakukan kerjasama dengan saya bisa menghubungi di email mariatanjung81@gmail.com atau DM Instagram saya @mariatanjungmenulis

Posting Komentar untuk "Review Film Wedding Agreement"