11 Etika Penting saat Berwisata di Jepang

Wisata ke Jepang
Credit photo: Pexels

Sudah booking tiket pesawat Jakarta Jepang dan mempersiapkan itinerary? Maka, tahap selanjutnya adalah memahami etika saat berwisata di Negeri Sakura. Jepang dikenal sebagai negara yang sangat patuh pada aturan, dengan sistem adat dan norma sosial yang kompleks. Mulai dari cara berpakaian, sisi eskalator yang benar untuk berjalan, hingga cara meletakkan sumpit.

Sebagai turis asing, warga lokal tidak selalu mengharapkan kamu mengetahui semua detail norma Jepang. Namun, ada 11 kebiasaan dan etika umum yang sebaiknya diperhatikan agar dapat beradaptasi serta memastikan liburanmu lancar.

Etika Penting saat Berwisata ke Jepang

Ketahui etika-etika in saat berkunjung ke Jepang agar kamu dihormati sebagai wisatawan!

1. PDA (Public Displays of Affection) dan salam

Jabat tangan, tos, pelukan, dan apalagi ciuman bukanlah bentuk salam yang umum di Jepang. Meskipun tidak dilarang, setiap orang memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda terhadap kontak fisik. Perhatikan bahasa tubuh orang lain dan segera sesuaikan dirimu. Jika ragu, membungkuk adalah pilihan yang paling aman.

2. Perhatikan volume suara

Meskipun kota-kota di Jepang dipenuhi dengan suara bising seperti dari arcade, jingle di supermarket, hingga kendaraan kampanye, interaksi antarindividu di Jepang cenderung lebih tenang.

Restoran dan transportasi umum sering dianggap sebagai tempat untuk beristirahat, sehingga berbicara terlalu keras dapat mengganggu orang lain. Panggilan telepon pun dilarang di transportasi umum, seperti kereta.

3. Menggunakan masker secara situasional

Jepang memiliki tradisi lama dalam penggunaan masker, bahkan sebelum pandemi COVID-19. Masker digunakan selama musim flu atau saat seseorang memiliki gejala pilek ringan sebagai tindakan sosial yang bertanggung jawab. Setelah pandemi, penggunaan masker masih menjadi kebiasaan umum, terutama di tempat yang ramai dan tertutup.

4. Tunggu untuk dapat kursi di restoran

Saat mengunjungi restoran di Jepang, kamu perlu memberi tahu staf sebelum duduk, layaknya saat kamu masuk tempat makan di Jakarta. Beberapa restoran populer seperti sushi train mungkin memiliki mesin nomor antrian dengan sistem multibahasa. Restoran di Jepang berusaha memberikan layanan yang efisien, sehingga staf biasanya tidak sering memeriksa meja kecuali dipanggil. Gunakan tombol panggil atau ucapkan "Sumimasen!" (“Permisi!”) untuk memanggil pelayan.

5. Tidak ada modifikasi menu

Jepang terkenal dengan layanan pelanggan yang luar biasa, namun restoran sering kali sangat ketat terhadap modifikasi menu. Hal ini berkaitan dengan efisiensi dan kontrol kualitas, chef telah dilatih untuk menyajikan hidangan dengan cara tertentu.

Jika memiliki alergi atau pantangan makanan, sebaiknya beri tahu restoran sebelumnya. Beberapa izakaya (pub Jepang) menerapkan biaya tambahan untuk pelanggan larut malam atau menyajikan "otoshi" (makanan pembuka wajib sebagai pengganti biaya layanan).

6. Makan sambil jalan, apakah boleh?

"Tabearuki" (makan sambil berjalan) dikenal sebagai kebiasaan yang tabu di Jepang. Namun, di beberapa area seperti pusat perbelanjaan di Osaka atau pasar di Shimokitazawa, kamu mungkin melihat penduduk lokal makan sambil berjalan.

Hindari makanan yang berantakan (berjatuhan di jalan) dan minuman tanpa tutup, terutama di area ramai. Saat ikut festival, seperti hanami (melihat bunga sakura), makan di luar ruangan adalah hal biasa, tetapi tetaplah menyantap makanan di tempat yang tidak mengganggu orang lain.

7. Memilah dan membuang sampah

Jepang dikenal bersih meskipun hampir tidak memiliki tempat sampah umum. Penduduk setempat sering membawa pulang sampah mereka untuk dibuang sendiri. Stasiun kereta dan minimarket biasanya juga menyediakan tempat sampah bagi pengunjung yang ingin membuang sampahnya.

Nah, kemudian, jangan lupa untuk memilih sampah berdasarkan jenis tempat sampah:
  • Burnables (sampah yang dapat dibakar, seperti kertas dan plastik tertentu)
  • Non-burnables (kaca, elektronik kecil, dll.)
  • Kaleng aluminium
  • Botol PET (plastik minuman) - pisahkan botol, label, dan tutupnya sebelum dibuang.
8. Norma dan cara berpakaian

Wisatawan sering khawatir tentang pakaian yang sesuai di Jepang. Gaya berpakaian di Jepang umumnya "smart casual" dengan warna netral seperti hitam, putih, beige, dan navy. Namun, ada juga komunitas mode yang berani, terutama di Harajuku. Berpakaian konservatif dan sopan lebih disarankan di tempat ibadah seperti kuil atau tempat wisata sakral.

9. Etika di onsen dan sento

Saat mengunjungi onsen (pemandian air panas) atau sento (pemandian umum), mandilah terlebih dahulu sebelum masuk ke kolam air panas. Mandi di Jepang bukan hanya untuk membersihkan diri tetapi juga untuk relaksasi, sehingga airnya harus tetap bersih.

Beberapa onsen menyediakan "kakeyu" (air untuk membilas) di pintu masuk, tetapi ini hanya tradisi tambahan, bukan pengganti mandi. Tato mungkin dilarang di beberapa onsen umum, tetapi ryokan (penginapan tradisional) biasanya memiliki pemandian pribadi tanpa batasan tersebut.

Tertarik untuk merasakan pengalaman menginap di ryokan dan onsen? Segera rencanakan perjalanan mulai dari booking tiket pesawat Jakarta Jepang dan kamar ryokan dari sekarang!

10. Aturan fotografi dan drone

Jangan mengambil foto orang lain tanpa izin, termasuk mereka yang mengenakan pakaian tradisional. Banyak toko dan museum memiliki tanda yang mengatur apakah fotografi diperbolehkan atau tidak. Penggunaan drone harus mengikuti aturan yang ketat dan berbeda di setiap prefektur. Sebaiknya tanyakan izin kepada staf properti atau koban (pos polisi) sebelum menggunakan drone di tempat umum.

11. Jangan malu untuk coba berbahasa Jepang

Kamu dapat bepergian di Jepang tanpa mengetahui bahasa Jepang, tetapi usaha kecil dalam berkomunikasi akan dihargai. Turis yang mencoba berbicara dalam bahasa Jepang sering mendapat sambutan hangat dari staf hotel, restoran, dan toko-toko. Bahkan jika hanya bisa mengucapkan salam dasar, usaha kamu akan diapresiasi dan membuat interaksi lebih menyenangkan.

Dengan memahami berbagai etika dasar ini, perjalananmu di Jepang akan lebih menyenangkan dan kamu pun dapat berbaur dengan budaya setempat tanpa kesulitan. Jangan lupa untuk merencanakan perjalananmu dengan baik, seperti booking tiket pesawat Jakarta Jepang dari jauh-jauh hari hingga riset destinasi untuk membuat itinerary lengkap!



curhatanku
curhatanku Selamat Datang di Blog Saya. Jika ingin melakukan kerjasama dengan saya bisa menghubungi di email tanjungsarimaria@gmail.com atau DM Instagram saya @mariatanjungmenulis

Posting Komentar untuk "11 Etika Penting saat Berwisata di Jepang"